Refluks asam atau ‘nyeri uluhati’ (heartburn) yang terjadi selama kehamilanmerupakan masalah yang relatif sering dijumpai dan mengenai 45-85 persen ibu hamil (Broussard & Richter, 1998). Penanganan gejalanya dapat dilakukan lewat penyesuaian gaya hidup atau salah satu dari beragam obat yang sebagian besar di antaranya tersedia di toko-toko obat. Refluks lambung cenderung terjadi untuk pertama kalinya pada kehamilan karena adanya perubahan dalam traktus gastrointestinal bagian atas yang mencapai taraf maksimalnya pada kehamilan sekitar 36 minggu.
Konsekuensi perubahan ini adalah:
- sfingter esofagus distal yang tidak bekerja dengan efektif;
- motilitas dan tonus lambung yang menurun;
- pengosongan lambung yang lambat.
Relaksasi traktus gastrointestinal selama kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal:
- peningkatan kadar progesteron;
- penurunan kadar motilin (hormon traktus gastrointestinal);
- peningkatan kadar enteroglukagon (hormon traktus gastrointestinal);
Perubahan ini akan meningkatkan bahaya aspirasi lambung selama anestesi. Dalam tempo tiga tahun ini, aspirasi isi lambung pada saat dilakukannya anestesi umum menjadi penyebab utama kematian ibu yang sebenarnya bisa dihindari. Untuk mengurangi bahaya ini, sebagian dokter spesialis anestesi memberi obat-obat yang mengurangi keasaman dan volume isi lambung pada semua wanita yang sedang bersalin serta cenderung memerlukan tindakan bedah emerjensi pada saat persalinannya itu.
Sebelum menjalani pembiusan, ibu hamil dapat menerima:
- metoklopramid untuk mengurangi isi lambung;
- ranitidin;
- natrium sitrat.
(Brunton, 1996; Rowe, 1997).
Kepada ibu hamil harus diingatkan bahwa mereka dapat mengalami refluks isi lambung dalam stadium terakhir kehamilannya dan disarankan untuk mengurangi distensi lambungnya dengan makan sedikit-seeing dan memakan buah serta meminum cairan pada saat yang berbeda dengan waktu makan. Keasaman lambung dapat dikurangi dengan berhenti merokok dan mengatur dietnya. Duduk membungkuk atau berbaring rata, mengunyah permen dan makan makanan yang berlemak akan meningkatkan refluks.
Jika digunakan obat-obatan untuk mengurangi sekresi atau aktivitas asam lambung, fungsi asam lambung yang normal akan terganggu. Hal ini penting khususnya bila obat-obatan tersebut diberikan dalam waktu yang lama.
Faktor yang meningkatkan keasaman lambung
- alkohol
- kafein
- hipoglikemia (melewatkan waktu makan)
- asupan kalsium yang linggi (termasuk penggunaan beberapa preparat antasid)
- adrenalin/epinefrin (yang dilepaskan dalam keadaan marah)
Secara embriologis uterus , vagina, servik dibentuk dari kedua duktus muller yang dalam pertumbuhan mudigah mengalami proses penyatuan. Kelaina bawaan dapat terjadi akibat gangguan dalam penyatuan, dalam berkembangnya kedua saluaran muller dan dalam kanalisasi.
Uterus didelfis atau uterus duplek terjadi apabila kedua saluaran muller berkembang sendiri-sendiri tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat 2 saluran telur, 2 servik dan 2 vagina.
Uterus subseptus terdiri atas 1 korpus uteri dengan septum yang tidak lengkap, 1 servik, 1 vagina cavum uteri kanan dan kiri terpisah secara tidak lengkap. Uterus arkuatus hanya mempunyai cekungan di fundus uteri, kelainan ini paling ringan dan sering dijumpai. Uterus bikornis unilateral rudimentarius terdiri atas 1 uterus dan disampingnya terdapat tanduk lain. Uterus unikornis terdiri atas 1 uterus, 1 servik yang berkembang dari satu saluran kanan dan kiri. Kelainan ini dapat menyebabkan abortus, kehamilan ektopik dan kelainan letak janin.
Kelainan letak uterus
Anteversio uteri
Kelainan letak pada uterus ke depan dijumpai pada perut gantung. Perut gantung terdapat pada multipara karena melemahnya dinding perut, terutama multipara gemuk, hal ini menghalangi masuknya kepala ke dalam panggul, pembukaan tidak lancar. Dalam persalinan tidur telentang, setiap ada his fundus dorong ke atas.
Retrofleksio uteri
Kadang kadang menyebabkan kemandulan karena kedua tuba tertekuk. Uterus gravidus yang bertumbuh terus bisa terkurung dalam rongga panggul disebut retrofleksio uteri gravidi inkarserata. Nasib kehamilan pada retrofleksio uteri dapat koreksi spontan, abortus, koreksi tidak lengkap, inkrserasi
Prolap uteri
Turunya uterus dari tempat biasa disebut desensus uteri atau prolap uteri. Terbagi dalam 3 tingkat:
Tingkat 1 bila servik belum keluar dari vulva
Tingakt 2 bila servik sudah keluar vulva tapi corpus belum
Tingkat 3 bila korpus uteri sudah berada di luar vulva
Kehamilan dapat terjadi pada prolap tk 1 dan 2
Tumor uterus
Mioma uteri
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan
Mengurangi kemungkinan hamil
Kemungkinan abortus bertambah
Kelainan letak janin dalam rahim
Menghalangi jalan lahir
Inersia uteri dan atonia uteri
Sulit lepasnya plasenta
Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma
Tumor tumbuh lebih cepat akibat hipertensi dan edema terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal.
Tumor menjadi lebih lunak, dapat berubah bentuk dan mudah terjadi gangguan sirkulasi didalamnya. Tumor tampak merah disebut degenerasi merah atau tampak seperti daging disebut degenerasi daging
Torsi pada mioma subserosum yang bertangkai.Torsi ini dapat menyebabkan nekrosis dengan gambaran akut abdomen.
Diagnosis.
Diagnosis mioma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, walaupun kadang kadang terjadi kesalahan. Kehamilan kembar, uterus didelfis, tumor ovarium dapat menyesatkan diagnosis.
Penanganan
Pada umumnya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat mioma. Bila degenerasi merah maka diambil sikap koservatif dengan istirahat baring dan kontrol yang ketat. Bila mioma menghalangi jalan lahir harus dilakukan SC. Pengangkatan secepat-cepatnya setelah 3 bulan postpartum .
Karsinoma servisis uteri
Kangker leher rahim mempunyai pengaruh tidak baik terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. Selain kemandulan, abortus, perdarahan, hambatan pertumbuhan janin. Apabila penyakit ini tidak diobati pada kira-kira 2/3 diantara penderita kehamilan dapat mencapai cukup bulan. Kematian janin dapat juga terjadi.
Pada trisemester I penderita harus segera diobati baik dengan penyinaran maupun operasi radikal. Pengaobatan dengan sinar rontgen sebanyak 2000 rad kepada pelvis menyebabkan hasil konsepsi mati dengan akibat abortus.
Pada trisemester II harus segera dilakukan histerotomi untuk mengosongkan rahim disusul dengan penyinaran dan operasi radikal. Trisemester III untuk kehamilan yang lebih 36 mg atau lebih segera melakukan seksio sesarea, bila kurang 36 minggu sedapat dapatnya ditunda sampai janin ditaksir 2500 gram. Penundaan 1 atau 2 minggu masih dianggap aman.
Karsinoma korporis uteri
Hampir tidak memungkinkan hamil. Oleh karena itu kombinasi tumor ini dengan kehamilan jarang. Terapi dalam kehamilan sama seperti yang tidak hamil yaitu histerektomi dengan atau tanpa penyinaran sebelum atau sesudahnya.
ADNEKSA
Tuba
Telah diketahui bersama bahwa patensi tuba mutlak untuk pembuahan. Kelainan pada tuba seperti peradangan atau tumor hampir tidak memungkinkan hamil. Apabila terjadi kehamilan juga akan menghasilkan kehamilan luar uterus, yang biasanya terganggu pada kehamilan muda.
Ovarium
Tumor ovarium baik kecil maupun besar, kistik atau padat, jinak atau ganas mempunyai arti obstetrik yang lebih penting daripada tumor tumor lain. Dalam kehamilan tumor ovarium jarang dijumpai, yang paling sering kista dermoid.
Komplikasi yang paling sering dan berbahaya adalah torsi yang menyebabkan nekrosis jaringan dan infeksi dengan gejala gejala sakit perut mendadak. Kista dapat pecah karena trauma dan pengakhiran persalinan. Pada masa nifas juga berbahaya karena pengecilan rahim memperbesar kemungkinan torsi.
Diagnosis
Sering tumor kecil diketahui apabila diperiksa secara bimanual dalam kehamilan muda. Tumor yang mengisi rongga panggul mudah dikenal dalam persalinan apabila dilakukan pemeriksaan dalam.
Penanganan
Dalam kehamilan tumor ovarium yang lebih besar telor angsa harus dikeluarkan karena:
Kemungkinan keganasan
Kemungkinan torsi
Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik yang gawat
Triwulan pertama, pengangkatan tumor sebaiknya ditunda sampai 16 minggu. Operasi paling baik antara 16-20 mg. Operasi pada kehamilan muda dapat disusul oleh abortus apabila korpus luteum graviditatis yang menghasilkan prosgesteron ikut terangkat. Pada kehamilan lebih 16 minggu plasenta sudah terbentuk sehingga fungsi corpus luteum diambil alih plasenta dan produksi progesteron berlangsung terus, pada kehamilan > 20 mg teknik lebih sulit sehingga rangsangan mekanis pada uterus sulit dihindarkan sehingga dapat terjadi partus prematurus
Bila tumor diketahui pada kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit obstetrik atau gejala gejala akut , atau tidak mencurigakan akan mengganas dapat ditunggu partus spontan. Operasi dapat dilakukan dalam masa nifas. Lain halnya dengan tumor yang dianggap ganas atau yang disertai gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera dilakukan tanpa menghiraukan usia kehamilan.
PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri adalah : Keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik danotot dasar panggul yang menyokong uterus.
Uterus dan vagina dipertahankan posisinya oleh :
1.Tonus otot uterus
2.Ligamen-ligamen yang memfiksasi uterus
·Lig kardinale
·Lig rotundum
·Lig infundibulopelvikum
·Lig sakrouterina
3.Fasia endopelvik
4.Otot-otot dasar panggul m levator ani
ETIOLOGI PROLAPSUS UTERI :
1)Dasar panggul yang lemah, ok karena kerusakan dasar panggul pada persalinan yang terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura perineum atau ok usia lanjut.
2)Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap.
3)Ekspresi Crede yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta.
4)Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan pengejan (obslipasi atau striktura pada traktus urinarius).
5)Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan congenital berupa kelemahan jaringan penyokong uterus yang sering pada nullipara.
PATOLOGI PROLAPSUS GENITALIS
¯Dengan adanya persalnan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada ligamenium-ligamenium, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul ok peningkatan tekanan intra abdominal dan faktor usia.
¯Karena servis uteri terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus.
¯Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia dinding depan vagina (mis : trauma obstetrik) sehingga vesika urinaria terdorong ke belakang dan dinding depan vagian terdorong ke belakang.
¯Dapat terjadi URETROKEL, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut. Harus di DD/dengan Difertikulum Uretra, pada Difertikulum Uretra, uretra dan vesika urinaria normal saja, hanya di belakang uretra ada lobang yang menuju ke kantong antara uretra dan vagina.
¯Dapat terjadi REKTOKEL, karena kelemahan fasia di dinding belakang vagina, ok trauma obstetric atau lainnya, sehingga rekrum turun ke depan dan menyebabkan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
¯Dapat terjadi ENTEROKEL, karena suatu hemia dari kavum dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
¯Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps vagina.
¯Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina dapat berdiri sendiri.
KLASIFIKASI PROLAPSUS UTERI
Tingkat I : Uterus turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
Tingkat II : Uterus sebagian keluar dari vagina
Tingkat II :Uterus keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan inversio
vagina (PROSIDENSIA UTERI)
GEJALA KLINIS PROLAPSUS UTERI
Sangat individual dan berbeda-beda, kadang-kadang prolapsus uterinya cukup berat tapi keluhannya (-) dan sebaliknya. Prolapsus uteri dapat mendadak seperti nyeri, muntah, kolaps dll (jarang). Keluhan-keluhannnya adalah :
·Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia ekstema (vagina atau perasaan berat pada perut bagian bawah).
·Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau hilang dengan berbaring.
·Timbulnya gejala-gejala dari :
¯Sitokel : BAK sedikit-sedikit dan sering, tak puas dan stress inkontinensia (tak dapat menahan BAK) karena dinding belakang uretra tertarik, sehingga fungsi sfincter terganggu.
¯Rektokel : terjadi gangguan defikasi seperti obstipasi, karena faeces berkumpul di rongga rektokel.
¯Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja.
¯Leukorea, karena bendungan/kongesti daerah serviks.
¯Luka lecet pada portio karena geseran celana dalam.
¯Enterokel, menyebabkan rasa berat dan penuh pada daerah panggul.
¯Servisitis dapat menyebabkan infertility.
¯Menoragia karena bendungan.
KOMPLIKASI PROLAPSUS UTERI :
1)Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2)Dekubitus
3)Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
4)Gangguan miksi dan stress inkontinensia
5)Infeksi saluran kencing
6)Infertilitas
7)Gangguan partus
8)Hemoroid
9)Inkarserasi usus
PENANGANAN PROLAPSUS UTERI
ÞFaktor-faktor yang harus diperhatikan
Þkeadaan umum pasien umur,
Þmasih bersuami atau tidak,
Þtingkat prolapsus, beratnya keluhan,
Þkeinginan punya anak lagi dan ingin mempertahankan haid.
ÞPenanganan dibagi atas :
I.PENCEGAHAN
Faktor-faktor yang mempermudah prolapsus uteri dan dengan anjuran :
·Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan gizi cukup
·Pimpin yang benar waktu persalinan, seperti :
¯Tidak mengedan sebelum waktunya
¯Kala II jangan terlalu lama
¯Kandung kemih kosongkan)
¯episiotomi agar dijahit dengan baik
¯Episiolomi jika ada indikasi
¯Bantu kala II dengan FE atau VE
II.PENGOBATAN
A.Pengobatan Tanpa Operasi
·Tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara
·pada prolapsus uteri ringan
·ingin punya anak lagi
·menolak untuk dioperasi
·Keadaan umum pasien tak mengizinkan untuk dioperasi
·Caranya :
¯Latihan otot dasar panggul
¯Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik
¯Pemasangan pesarium
-Hanya bersifat paliatif,
-Pesarium dari cincin plastik
-Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina sehingga uterus tak dapat turun melewati vagina bagian bawah.
-Biasanya dipakai pada keadaan :
ÞProlapsus uteri dengan kehamilan
ÞProlapsus uteri dalam masa nifas
ÞProlapsus uteri dengan dekubitus/ulkus
ÞProlapsus uteri yang tak mungkin dioperasi
Mis : keadaan umum yang jelek
B.Pengobatan dengan Operasi
1.Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
2.Histeraktomi vaginal
3.Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
4.Operasi-operasi lainnya :
·Ventrofiksasi/hlsteropeksi
ÞInterposisi
Jika Prolaps uteri terjadi pada wanita muda yang masih ingin mempertahankan fungsi reproduksinya cara yang terbaik adalah dengan :
1.Pemasangan pesarium
2.Ventrofiksasi (bila tak berhasil dengan pemasangan pesarium)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Gen di dalam setiap inti sel, yang bertindak sebagai “ruang kontrol” dari masing-masing sel. Biasanya, sel dalam tubuh kita berganti sendiri secara teratur. Proses pertumbuhan sel: sel sehat baru mengambil alih sel lama. Tapi seiring waktu, mutasi bisa “menghidupkan” beberapa gen dan “mematikan” bagian lain dalam sel. Sel yang berubah tersebut memiliki kemampuan untuk berpisah dan tanpa kontrol memproduksi lebih banyak sel-sel seperti itu dan membentuk tumor. Tumor bisa jinak (tidak berbahaya untuk kesehatan) atau ganas (memiliki potensi untuk menjadi berbahaya). Tumor jinak ‘bukan kanker’: memiliki kemiripan dengan sel normal , tumbuh perlahan, dan tidak menyebar ke jaringan atau bagian lain dari tubuh. Tumor ganas (malignan) disebut kanker. Sel-sel ganas tersebut dapat menyebar di luar tumor asal ke bagian atau jaringan lain dari tubuh.
Istilah “kanker payudara” merujuk kepada suatu tumor ganas (malignan) yang berkembang dari sel-sel di payudara. Kangker payudara biasanya dimulai pada sel di lobules, kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu, saluran yang menghubungkan lobulus ke ‘puting susu’. Jarang terjadi, kanker payudara mulai pada jaringan stromal, termasuk jaringan lemak dan jaringan ikat dari payudara.
Seiring dengan waktu, sel-sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara sehat membuat jalan masuk ke kelenjar getah bening di ketiak, suatu organ kecil yang menyaring benda asing dalam tubuh. Jika sel kanker telah meluas ke kelenjar getah bening, maka ini menjadi jalan ke bagian lain dari tubuh.
Kanker payudara selalu disebabkan oleh abnormalitas/gangguan pada gen(suatu “kesalahan” dalam bahan genetik). Hanya 5-10% dari kanker diwarisi dari ibu atau ayah. Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah karena abnormalitas genetik yang terjadi sebagai hasil dari proses ketuaan dan lainnya.
Meskipun ada langkah-langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk membantu tubuh tetap sehat seperti makan diet seimbang, tidak merokok dan alkohol, serta latihan secara teratur, kita tidak akan pernah bisa menjamin bahwa kita akan terhindar dari penyakit ini.
Statistik (Insidens) Kanker Payudara
Insidens kanker payudara pada perempuan di Amerika Serikat adalah 1 banding 8 (sekitar 13%).
* Pada 2008, sekitar 182.460 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan dapat didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat, bersama dengan 67.770 kasus baru kanker payudara non-invasif (in situ).
* Kira-kira 1.990 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada pria pada 2008. Kurang dari 1% dari semua kasus baru kanker payudara terjadi pada laki-laki.
* Dari 2001 hingga 2004, tingkat insiden kanker payudara di AS turun 3,5% per tahun. Satu teori adalah bahwa penurunan ini disebabkan karena berkurangnya penggunaanterapi penggantian hormon/terapi sulih hormon (HRT/ Hormone Replacement Therapy).
* Kira-kira 40.480 perempuan di AS diperkirakan meninggal pada 2008 akibat kanker payudara, meskipun angka kematian telah turun sejak tahun 1990. Ini merupakan hasil dari kemajuan pengobatan, deteksi dini, dan meningkatnya kesadaran.
* Untuk perempuan di Amerika Serikat, angka kematian akibat kanker payudara lebih tinggi daripada kanker paru-paru.
* Selain kanker kulit, kanker payudara adalah yang paling sering didiagnosis kanker pada perempuan di AS. Lebih dari 1 dalam 4 penderita kanker adalah kanker payudara.
* Dibandingkan dengan perempuan Amerika keturunan afrika, perempuan kulit putih sedikit lebih besar untuk menjadi kanker payudara, tapi kemungkinan akan mati lebih kurang. Salah satu alasan adalah bahwa perempuan keturunan afrika cenderung memiliki tumor yang lebih agresif. Perempuan dari latar belakang etnis lainnya -Asia, Hispanic, dan lainnya- memiliki risiko lebih rendah dalam perkembangan kematian akibat kanker payudara dibandingkan dengan kulit putih dan Afro-american.
* Pada 2008, terdapat sekitar 2,5 juta perempuan di AS yang selamat dari kanker payudara.
* Resiko kanker payudara dari seorang perempuan kira-kira dua kali lipat jika dia memiliki turunan pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah didiagnosis dengan kanker payudara. Sekitar 20-30% perempuan dengan diagnosis kanker payudara memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara.
* Kira-kira 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dari satu ibu atau ayah. Mutasi dari gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki resiko terkena kanker payudara sampai 80%, dan mereka sering didiagnosis pada usia muda (sebelum usia 50). Meningkatkanresiko kanker ‘ovarium’ juga dikaitkan dengan mutasi gen ini. Laki-laki dengan mutasi BRCA1 memiliki 1% risiko perkembangan menjadi kanker payudara pada usia 70 dan 6% apabila mereka memiliki mutasi BRCA2.
* Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah bukan herediter, tetapi abnormalitas genetik yang terjadi sebagai proses aging/penuaan dan gaya hidup pada umumnya.
* Yang paling penting, faktor risiko untuk kanker payudara adalah jenis kelamin(perempuan) dan usia (semakin tua).
Penyebab terjadinya Kanker Payudara
Seperti penyakit kanker lainnya, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Yang bisa dijelaskan adalah faktor resiko dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan terjadinya kanker payudara.
Resiko terjadinya Kanker Payudara
Risiko Absolut/Mutlak
Resiko mutlak digunakan untuk menjelaskan seorang individu dari kemungkinan menderita kanker payudara. Ini didasarkan pada jumlah orang yang akan berkembang menjadi kanker payudara dalam jangka waktu tertentu. Resiko mutlak juga dapat dinyatakan sebagai persentase.
Apabila kita mengatakan bahwa 1 dari 8 wanita di Amerika Serikat, atau 13%, akan berkembang menjadi kanker payudara selama seumur hidup, kita berbicara tentang risiko absolut. Rata-rata setiap wanita memiliki 1-dari-8 kesempatan mendapat kanker payudara lebih selama 80 tahun masa hidup.
Risiko mutlak kanker payudara berkembang selama dekade tertentu kehidupan lebih rendah dari 1 dari 8. Anda yang lebih muda, semakin rendah risiko. Sebagai contoh:
* Dari usia 30 sampai 39, adalah resiko mutlak 1 dalam 233, atau 0,43%. Ini berarti bahwa 1 dari 233 perempuan dalam kelompok usia ini dapat diharapkan untuk mendapatkan kanker payudara.
* Dari usia 40 sampai 49, resiko mutlak 1 dari 69, atau 1,4%.
* Dari usia 50 sampai 59, resiko mutlak 1 dari 38, atau 2,6%.
* Dari usia 60-69, resiko mutlak 1 dalam 27, atau 3,7%.
Seperti yang dapat Anda lihat, semakin tua anda, semakin tinggi resiko mutlak terkena kanker payudara. Perlu diketahui bahwa jumlah dan persentase rata-rata untuk seluruh penduduk tergantung pada sejumlah faktor, termasuk riwayat keluarga, riwayat reproduksi (seperti haid dan riwayat anak), ras / etnis, dan faktor lainnya.
Riwayat keluarga, misalnya. Resiko mutlak kanker payudara lebih tinggi bagi perempuan yang telah diwariskan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. Faktor risiko mutlak mereka selama masa hidup berkisar antara 40-85%. Ini berarti bahwa dari setiap 100 perempuan yang memiliki gen ini, di mana ada 40-85 bisa berkembang menjadi kanker payudara.
Risiko Relatif
Risiko relatif merupakan angka atau persentase yang membandingkan satu kelompok risiko kanker payudara dengan kelompok lain. Ini adalah jenis risiko yang sering dilaporkan oleh penelitian, yang sering membandingkan kelompok perempuan dengan perilaku atau karakteristik yang berbeda untuk menentukan apakah satu kelompok yang lebih tinggi atau lebih rendah dari risiko kanker payudara daripada yang lain (baik pertama kali didiagnosa atau ulangan).
Faktor-faktor Resiko Kanker Payudara
“Faktor resiko” adalah sesuatu yang meningkatkan risiko menderita kanker payudara. Banyak faktor risiko terpenting untuk kanker payudara berada diluar kendali kita, seperti usia, riwayat keluarga, dan riwayat medis. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat dikontrol, seperti berat badan, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol.
Faktor risiko yang dapat dikendalikan: Bobot/berat badan. Kegemukan yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, terutama bagi perempuan setelah tidak haid (menopause). Jaringan lemak tubuh adalah sumber utama estrogen setelah ovarium berhenti menghasilkan hormon. Memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Diet. Diet diduga merupakan faktor risiko untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, tetapi belum ada studi mengenai jenis makanan yang meningkatkan risiko tersebut. Adalah ide baik untuk membatasi sumber daging merah (termasuk lemak dalam keju, susu, dan es krim) karena mungkin saja berisi hormon, faktor pertumbuhan lainnya, antibiotik dan pestisida yang membayakan kesehatan. Beberapa peneliti percaya bahwa makan terlalu banyak kolesterol dan lemak lainnya adalah faktor risiko untuk kanker, dan studi menunjukkan bahwa makan banyak daging merah atau daging yang diproses dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap kanker payudara. Diet rendah lemak misal buah-buahan dan sayuran umumnya dianjurkan.
Latihan/Olahraga. Bukti yang berkembang bahwa latihan dapat mengurangi resiko kanker payudara. American Cancer Society merekomendasikan melakukan olahraga selama 45-60 menit 5 hari atau lebih dalam seminggu.
Konsumsi alkohol. Studi menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat seiring dengan banyaknya jumlah konsumsi alkohol. Alkohol dapat membatasi kemampuan hati untuk mengendalikan tingkat hormon estrogen darah yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko.
Merokok. Merokok dikaitkan dengan sedikit peningkatan resiko kanker payudara.
Terpapar estrogen. Karena hormon estrogen perempuan merangsang pertumbuhan sel payudara, terpapar dengan estrogen dalam waktu yang lama, tanpa terputus dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut yang dapat kita kontrol, seperti:
* Menggunakan gabungan terapi hormon pengganti (estrogen dan progesterone; HRT) untuk beberapa tahun atau lebih, atau menggunakan estrogen sendiri selama lebih dari 10 tahun
* Kegemukan
* Kebiasaan minum alkohol
Nampaknya penggunaaan kontrasepsi oral/pil sedikit meningkatkan risiko untuk kanker payudara, tetapi hanya terbatas untuk jangka waktu tertentu. Wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi oral lebih dari 10 tahun yang lalu tidak mempunyai peningkatan risiko kanker payudara.
Stres dan kegelisahan. Tidak ada bukti jelas bahwa stres dan kegelisahan dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, apapun yang bisa kita lakukan untuk mengurangi stres dan untuk meningkatkan kenyamanan, bersenang-senang dan bahagia dapat memiliki efek yang besar pada kualitas hidup. Jadi sebutlah kegiatan seperti: meditasi dan doa/ibadah dapat berharga buat kualitas hidup kita. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa praktek ini dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan: Gender/Jenis Kelamin. Wanita adalah faktor risiko kanker payudara. Meskipun laki-laki bisa mendapatkan kanker payudara, sel payudara perempuan terus berubah dan berkembang, terutama akibat kegiatan hormon estrogen dan progesterone. Kegiatan ini menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk kanker payudara dibandingkan pria.
Usia. Dari usia 30 sampai 39, risikonya adalah 1 dalam 233, atau 0,43%. Yang menjadi 1 dari 27 atau hampir 4% pada saat seseorang berada di usia 60 tahun.
Riwayat kanker payudara dalam keluarga. Jika seseorang memiliki garis keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan) yang memiliki kanker payudara atau ada beberapa keluarga yang terkena kanker payudara atau ovarium (terutama sebelum mereka berumur 50), berarti seseorang tersebut memiliki resiko lebih tinggi mendapatkan kanker payudara.
Riwayat pribadi kanker payudara. Jika seseorang telah didiagnosa dengan kanker payudara, maka risiko berkembang lagi, baik di payudara yang sama atau payudara lainnya, lebih tinggi daripada jika tidak pernah memiliki penyakit ini sebelumnya.
Ras. Perempuan kulit putih sedikit lebih tinggi untuk mendapat kanker payudara selain perempuan afro amerika. Orang asia, Hispanic dan non amerika memiliki resiko lebih rendah kanker payudara.
Terapi radiasi pada dada. Setelah terapi radiasi pada daerah dada saat masih anak-anak atau dewasa muda untuk pengobatan kanker lain secara signifikan meningkatkan resiko kanker payudara. Peningkatan risiko kelihatannya meningkat jika radiasi diberikan saat payudara masih berkembang (selama masih remaja).
Perubahan seluler payudara. Perubahan sel payudara yang tidak biasanya ditemukan saat biopsi payudara dapat menjadi faktor risiko untuk kanker payudara. Perubahan ini meliputi pertumbuhan yg terlalu cepat dari sel (disebut hyperplasia) atau penampakan yang abnormal (atipikal).
Terpapar estrogen. Karena hormon estrogen perempuan merangsang pertumbuhan sel payudara, terpapar estrogen lebih lama, tanpa jeda, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Beberapa faktor risiko yang tidak di bawah kontrol, seperti:
* Mulainya haid (menarke) pada usia muda (sebelum usia 12)
* Saat menopause/haid brehenti (akhir siklus bulanan) pada akhir usia (setelah 55)
* Terpapar estrogen lingkungan (seperti hormon dalam daging atau pestisida seperti DDT, yang memproduksi substansi mirip estrogen.
‘Kehamilan’ dan menyusui. Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah keseluruhan siklus haid perempuan dalam hidup dan mengurangi resiko kanker payudara. Perempuan yang tidak pernah hamil atau kehamilan yang pertama setelah usia 30 memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Bagi wanita yang memiliki anak, menyusui mungkin sedikit menurunkan risiko kanker payudara, terutama jika mereka terus menyusui selama 1 1 / 2 sampai 2 tahun. Bagi banyak perempuan menyusui sepanjang ini adalah tidak praktis dan merepotkan.
Terpapar DES. Perempuan yang mengonsumsi obat-obatan yang disebutdiethylstilbesterol (DES), digunakan untuk mencegah keguguran dari tahun 1940-an sampai tahun 1960-an, memiliki peningkatan sedikit resiko kanker payudara. Perempuan yang ibunya mengonsumsi DES selama kehamilan mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi juga terkena kanker payudara.
Tanda- tanda atau Gejala Kanker Payudara
Pada awalnya, kanker payudara mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Benjolan mungkin terlalu kecil bagi anda untuk sadar atau menyebabkan perubahan apapun yang tidak biasa anda lihat sendiri. Seringkali daerah abnormal tersebut ditemukan pada screening mammogram (x-ray/foto rontgen pada payudara), yang mengarah ke pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus, tanda pertama ‘kanker payudara’ adalah berupa benjolanatau massa di payudara anda atau yang ditemukan pada pemeriksaan dokter. Benjolan yang terasa sakit, keras, dan tidak rata lebih cenderung menjadi kanker. Tetapi kadang-kadang kanker dapat tidak keras dan bulat. Sehingga penting diperiksa oleh dokter.
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) harus menjadi bagian dari kesehatan rutin bulanan anda dan anda harus ke dokter jika anda mengalami perubahan pada payudara. Jika anda lebih dari 40 tahun atau memiliki resiko tinggi untuk penyakit ini, anda juga harus melakukan pemeriksaan mammografi tahunan dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Semakin dini kanker payudara ditemukan dan didiagnosis semakin baik kesempatan kita untuk mengobatinya.
Proses diagnosa dapat berminggu-minggu dan melibatkan berbagai jenis tes.
Menurut American Cancer Society, perubahan di luar biasanya pada payudara bisa menjadi gejala dari kanker payudara:
* Bengkak semua atau sebagian dari payudara,
* Iritasi kulit atau dimpling,
* Payudara sakit,
* Puting susu sakit atau masuk kedalam,
* Kemerahan atau penebalan puting susu atau kulit payudara,
* Nipple discharge atau cairan puting selain air susu,
* Benjolan di daerah ketiak.
Perubahan ini dapat juga menjadi tanda untuk kondisi yang tidak bersifat kanker, seperti infeksi (inflamasi/peradangan) atau kista. Penting bahwa perubahan pada payudara segera diperiksakan pada dokter!
Pemeriksaan Kanker Payudara: Skrining, Diagnosis dan Monitoring
Kanker payudara dan pemeriksaan medis saling mendukung baik anda belum pernah sebelumnya menderita kanker payudara dan ingin melakukan pemeriksaan dini, anda baru saja didiagnosa ataupun sementara pengobatan dan tindak lanjut.
Pemeriksaan yang paling sering dilakukan sehubungan dengan kanker payudara adalah:
* Skrining tes: Skrining tes seperti mammografi tahunan-hasilnya disebutmammogram- diberikan secara rutin untuk orang-orang yang sehat dan tidak diduga mengalami kanker payudara. Tujuannya adalah untuk menemukan kanker payudara sedini mungkin sebelum gejala kanker berkembang dan biasanya lebih mudah untuk ditangani.
* Tes Diagnostik: tes Diagnostik seperti biopsi diberikan kepada orang-orang yang diduga memiliki kanker payudara, baik karena gejala yang ditemukan atau dari hasil pemeriksaan. Tes ini digunakan untuk menentukan apakah kanker payudara atau bukan, dan jika demikian, ditentukan juga apakah kankernya sudah menyebar di luar payudara. Tes diagnostik juga digunakan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang kanker untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai dengan kanker payudaranya.
* Pemantauan/monitoring: Setelah diagnosis kanker payudara, banyak tes dilakukan selama dan setelah perawatan untuk memantau seberapa baik terapi yang diberikan. Pemantauan tes juga dapat digunakan untuk memeriksa tanda-tanda kekambuhan (rekurensi).
Secara lengkap pemeriksaan yang dilakukan adalah:
- Biopsi
- Hitung sel darah
- Kimia darah
- Scan tulang
- MRI payudara
- Pemeriksaan fisis payudara
- Pemeriksaan payudara sendiri (Breast self exam)
- CT scan
- Foto rontgen dada
- Tomosintesis digital
- Ductal lavage
- FISH (Fluorescence in situ Hybridization)
- Immunohistokimia (IHC)
- Mammogram
- Molecular Breast Imaging
- Oncotype DX
- PET scan
- SPoT-Light HER2 CISH
- Termografi
- Ultrasound (USG)
Stage atau Stadium/Tahap Kanker Payudara
- Stage 0: tahap sel Kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.
- Stage I: adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (Kelenjar getah bening normal).
- Stage IIA: tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di Kelenjar getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak/aksiller, ATAU tumor yang lebih besar dari 2 tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak.
- Stage IIB: tumor yang lebih besar dari 2 cm, namun tidak ada yang lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening yg berhubungan dgn ketiak, ATAU tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak.
- Stage IIIA: tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di Kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada, ATAU tumor dengan ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
- Stage IIIB: tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan mngkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang berlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIB.
- Stage IIIC: ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mugkin telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak atau ke Kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
- Stage IV: kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.
Tipe atau Jenis-jenis Kanker payudara
Kanker payudara dapat mulai di berbagai daerah pada payudara – duktus, lobulus, atau dalam beberapa kasus, di antara jaringan payudara. Namun secara garis besar kanker payudara dapat dibagi atas:
Terapi atau Pengobatan kanker payudara dan Efek Samping-nya
Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemajuan terhadap perawatan kanker payudara, ini membawa harapan dan kebahagiaan. Bukan hanya satu atau dua pilihan, saat ini terdapat banyak pilihan terapi melawan kanker payudara. Keputusan untuk melakukan operasi lalu mungkin radiasi, terapi hormonal (anti-estrogen), dan/atau kemoterapi bisa sangat membantu.
Tindakan tersebut akan bergantung dari stadium kanker-nya. Untuk itu dilakukan perencanaan jenis pengobatan atau terapi yang tersedia dan yang mungkin cocok bagi penderita.
Tindakan yang mungkin akan dilakukan adalah:
- Bedah
Lumpectomy atau Breast conserving surgery (Bedah dengan seminimal mungkin menjaga payudara tetap utuh), mastektomi (pengangkatan payudara, bisa sebagian atau seluruhnya) dan/atau diseksi kelenjar getah bening.
- Kemoterapi
- Terapi radiasi
- Therapi hormonal
- Kedokteran Holistik dan Komplementer, seperti akupunktur, meditasi, dan yoga yang dapat membantu anda selain perawatan medis.
Efek samping yang bisa dialami penderita kanker payudara setelah menjalani terapi bisa mermacam-macam tergantung jenis terapi yang didapatkannya antara lain: nyeri perut, adiksi, reaksi alergi, anemia, ansietas (cemas), perubahan selera, rasa tidak enak pada ketiak, nyeri punggung, masalah perdarahan pembekuan darah dan flebitis (phlebitis), nyeri tulang dan sendi, nyeri dada, gejala flu, konstipasi, batuk, dehidrasi, penyembuhan luka yang lambat, depresi, diare, mulut kering, pusing, kulit kering, ketidakseimbangan elektrolit, endometriosis, lemah, pingsan, masalah fertilitas, demam, kentut, (flatus), perubahan rambut, hand-foot syndrome (HFS) atau palmar-plantar erythrodysesthesi (PPE), sakit kepala, masalah pendengaran, masalah jantung, refluks gastro-esofagal (GERD), hematoma, hipertensi, kolesterol tinggi, hot flashes (serangan panas), infeksi, reaksi pada tempat suntikan, insomnia (susah tidur), gatal, masalah ginjal, kram kaki, hepatotoksisitas (masalah hati), hilangnya libido, hipotensi, penurunan jumlah sel darah putih, masalah paru-paru, limfedema, hilang ingatan, gejala menopause, mual, neuropati, perdarahan dari hidung, hilang rasa, osteoporosis, gangguan stres pasca trauma, infeksi saluran kemih, perubahan kulit, perubahan berat badan, muntah, masalah penglihatan dan mata, perubahan pada kuku dan lain-lain.