Seorang psikolog muslim lulusan St. Louis University USA, dalam bukunya "Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual" menyebutkan bahwa perjalanan setiap individu dalam menuju kesempurnaan kepribadianya akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut:
Pada tingkat ini manusia condong pad hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini, iri, serakah, sombong nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya menjadi yang paling dominan
Kepribadian Tingkat II : An Nafs al-Lawwamah
Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subjek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.
Kepribadian Tingkat III : An Nafs al-Mulhima
Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu instropeksi untuk menjadi hambba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW.
Kepribadian Tingkat IV : An Nafs al-Qana'ah
Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain. Ketinggalan status baginya bukan keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidakpuasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah menunjukan keserakahan dan ketidakmatangan pribadi. Pada tingkat ini manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apa pun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apapun.
Kepribadian Tingkat V : An Nafs al-Mut'mainah
Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah SWT.. Ia tidak ingin memperoleh "pengakuan" dari masyarakat ataupun tentang tujuanya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuanya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.
Kepribadian Tingkat VI : An Nafs al-Radiyah
Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah ridho padanya. Ia selal waspada akan tumbuhnya keenganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abbdi Tuhan. Ia menyadari bahwa islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firmn Allah "....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu..." Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasihnya
Kepribadian Tingkat VII : An Nafs al-Kamilah
Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-insan al-Kamil). Kesempurnaanya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. "Selubung Diri" nya telah terbuka hanya mengikuti Kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad saw. adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadianya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia.
Ditingkat manakah Anda??
"Barang siapa hendak memperbaiki jiwa hendaklah bersungguh-sungguh menekan diri sampai terbebas dari keburukanya"
Disadur dari "Bahan Renungan Qalbu-Penghantar Mencapai Pencerahan Jiwa"
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar